Pages

Sebuah Cara untuk Sebuah Rasa

kau perlu tahu cara membahagiakan orang lain jika kau ingin merebut hati orang tersebut. Ku rasa ini tidak rumit, tapi jika kau hanya memikirkan bagaimana cara membahagiakannya ini sunggu lebih rumit dari rumus Fisika. Cukup dengan sebuah kata 'Hai, Selamat Pagi' ketika kau bertemu dengannya di tangga sekolah saja ku rasa itu sudah menciptakan rasa bahagia yang besar baginya untuk menjalani beratnya hari yang harus dilalui. Atau dengan 'Nih, susu (menunjuk pada tiga kotak susu dengan rasa yang berbeda-beda)' ku rasa ini lebih dari cukup untuk membuatnya tersenyum bahkan bila beruntung ia akan langsung memelukmu hangat.

Kau perlu tahu cara menyayangi orang lain dengan porsi yang tepat, tidak kurang dan tidak juga berlebihan. Ingatlah kata ibumu yang selalu mengingatkan kurang makan akan menyebabkan maagmu kumat, dan ingatlah kata teman se-kosmu terlalu banyak makan akan menyebabkan jodohmu tertunda untuk datang tapi lemakmu tak sungkan untuk menyayangimu (intermezzo). Cobalah menyayangi seseorang sesuai porsinya, entah sejak kapan aku menerapkan ini, yang ku tahu ini cukup membuatku tidak terlalu mengekang pasanganku atau tidak membuatku bergalau lama-lama karena masalah perasaan. Boleh galau, asal tetep lulus pretest praktikum (intermezzo lagi). Ketika Tuhan menitipkan rasa yang indah dengan seseorang yang membuat harimu bagai berpayung pelangi, ya cukuplah bertindak sederhana. Ketika ada masalah, duduklah berdua selesaikan dengan saling bercerita selayaknya sebagai teman ketika kamu pdkt dulu. Ketika saling merindu, berkomunikasilah. Sesuatu yang jauh akan terasa dekat dengan saling berbicara. Ketika harus berpisah, ikhlaskanlah. Kita hanya pelaku, yang mengatur jalan cerita kita ya Dia si pencipta payung pelangi. Jika berjodoh pasti ada jalan cerita lainnya yang sedang dipersiapkan. Cobalah melakukan sesuai porsinya, seperti burung yang tetap bisa terbang bebas dan sesekali kembali ke sarangnya menengok anak-anaknya sambil memberi makan dan tetap bisa terbang kembali ketika anaknya sudah dirasa kenyang.

Tidak ada yang salah dengan cara membahagiakan atau menyayangi orang lain yang berbeda-beda versi, sekarang hanya bagaimana usaha orang tersebut memberi dan menerimanya. Namun satu hal yang kusayangkan, terkadang kita lupa bagaimana hal-hal kecil mampu membuat seseorang tertawa lepas, mampu membuat orang lupa akan beban dipundaknya atau mampu membuat seseorang melupakan air matanya. 

"Rumah kosong, sudah lama ingin dihuni. Adakah teman bicara, siapa saja atau apa. Jendela, kursi, atau bunga di meja. Sunyi. Menyayat seperti belati." #Banda Neira - Rindu

REFRESH OR DELETE

Aku sedang membiasakan diri untuk tidak bergantung terlalu banyak pada siapapun. Awalnya, ketika aku tidak bisa mengerjakan soal Farmasi Fisika, pikiranku langsung tertuju pada nama itu. Ketika aku kelelahan harus bolak-balik Jimbaran-Denpasar untuk praktikum dan kuliah super pagi itu, hatiku menyebut nama itu lagi. Ketika aku melihat handphone disaat hariku begitu krodit dan ingin mengetik sebuah pesan singkat kepadamu, kali ini aku berupaya tegas pada diriku. Ah, rasanya itu semua tidak perlu. Yasudahlah. 

Aku mulai, sudah, dan ingin sekali terbiasa seperti ini. Terbiasa sendiri walaupun kata temanku "kamu naif, nanti juga dekat lagi," Terserah. Aku tak peduli, yang ku tahu. aku pasti bisa melakukan segalanya sendiri. 

Hai, malam ini aku begitu kacau. Sungguh segala sesuatu terlihat buruk dihadapanku. Aku sedang menata mood dan pikiranku dengan menulis ini. Menatanya mungkin harus sangat cepat, mengingat tumpukan kertas tugas, laporan praktikum, dan UTS besok memanggilku begitu manja. Ini sepertinya bukan hal baru, aku sudah amat terbiasa dengan sifat burukku ini, jangan pikir aku tak ingin mengubahnya ya. Berubah juga butuh waktu kan, sama seperti terbiasa untuk berjuang dan tidak merengek-rengek pada siapapun juga butuh waktu yang tidak instan seperti merebus mie goreng.

Tuhan seandainya ada satu hari untuk aku bisa meluapkan semua ini, andaikan ada satu hari aku bisa berjalan sendiri di antara ombak, andaikan ada satu hari aku bisa bermain ayunan sekencang-kencangnya sendiri, dan andaikan ada satu hari aku bisa duduk santai di atap kos menetap langit senja rasanya itu semua cukup untuk menyegarkan pikiran dan jiwa ini. Atau Tuhan jika itu semua kau pikir tidak perlu, kau rasa aku terlalu banyak meminta, atau terlalu cengeng, bantu aku menghapus semua yang mengganggu pikiranku. Itu mungkin lebih dari cukup. 

Oke, mari menunggu. Kau lemparkan penghapus atau penyegar ruangan ke arahku.
 
Download this Blogger Template From Coolbthemes.com