Pages

Akhirnya, berpisah ?

Sabtu, 28 maret 2015
Beberapa jam sebelum pesawat terbang membawamu ke Jepang.
………………………………………………….







Untuk kamu,

Terima kasih tahun-tahun indah bersama atau tidak kamu selalu ada dengan berjuta kejutan di hidupku. Kamu yang ku kenal sejak awal masih di bangku putih abu, teman sepermainan, teman yang selalu ada setiap pelajaran fisika yang tak ku suka itu menggangguku, terima kasih kamu sempat menjadi musuhku, hingga aku tak tahu kamu masih ada atau tidak di sekolah yang sama saat masih sma dulu. Hingga aku menemukanmu saat pacarmu membawakanmu kue di kelas XII IPA 3 itu. Terlalu panjang pastinya jika aku harus menulis semua kisah kita, tapi sungguh terima kasih untuk semua pelajaran hidup yang kamu berikan. Aku tak lagi lupa kalau sebelum makan harus berdoa, aku tau bagaimana caranya menghadapi orang lain, aku tau bagaimana caranya berhenti tampil alay dengan status-status di media sosial, aku tau bagaimana susahnya hidup demi membahagiakan org lain. Aku tau semua itu dari kamu. Cinta pertamaku.

Aku tidak pernah membayangkan bagaimana kita bisa mengakhiri hubungan ini. Hubungan ang memang tak ada awal dan ujungnya. Kita sama-sama sadar tak bisa bersama, selama ini kita hanya bisa berdampingan tanpa bersama dan saling membahagiakan. Kamu dengan segala tingkah polamu, satu-satunya lelaki dengan pikiran dewasa dan sikap manja ketika bersamaku yang selalu ku doakan di setiap perjalananmu. Hingga hari ini tiba, hari yang sungguh mengejutkan untuk kita. Maafkan soal insiden mala mini, semoga caci maki ayahku tidak membuat kamu dan keluargamu kecewa.

Esok keberangkatanmu ke Jepang, aku tak tahu bagaimana jadinya nanti setelah semua bekerja sambil belajarmu disana selesai. Membayangkanmu berangkat saja rasanya sudah rumit, apalagi memikirkan beberapa tahun ke depan. Jadi, apa ini saat yang tepat untuk berpisah?

Hai, kamu yang selalu mengerti aku. Terima kasih, tanpamu mungkin aku tak bisa setegar ini. Kamu yang banyak membawaku mengerti hidup. Nasi bungkus yang kamu berikan saat aku ngambek dulu, sementara kamu menahan lapar karena duitmu pas-pasan dulu saat SMA. Ingat itu? Mulai sejak itu aku paham, membahagiakan yang disayang itu butuh pengorbanan.

Termasuk, perpisahan kali ini. 
Pengorbanan untuk ikhlas dan berbenah diri. Selamat mengejar cita-cita, suatu saat jika masih bisa berjumpa semoga kita dipertemukan dalam doa yang sama.
Jika masih bisa menengok aku, aku pastikan kamu melihatku berada di apotek sebagai apoteker cantik dengan bahasa inggris yang jago sepertimu, dan foto dengan latar Paris itu.. Tunggu, aku pasti bisa mewujudkan itu!
……………………………………………………………….

Untuk kalian yang tersayang,
Maaf aku merepotkan semua orang, maaf aku selalu mengeluh hal yang sama, aaf aku belum bisa murni move on hingga detik ini, maaf aku hanya menjadi beban untuk semuanya. Kalian yang melihat ini mungkin mengira aku sangat jahat dengan kekasihku, sangat jahat dengan kedua orang tuaku, atau begitu dramanya hidupku. Hai, perkenalkan. Aku gadis yang harus bisa melepas orang yang ku cintai dan sangat menyanyangiku, aku harus bisa melihat dia bahagia bersama gadis lainnya yang bisa di ajak pergi ke Gereja bersama setiap minggunya, aku yang sejak awal harus sadar kalau orang yang ku sayang ini bukan segalanya, katanya masih banyak yang sayang aku. Aku mencoba tumbuh dengan orang yang sayang padaku, aku mencoba bangkit dengan segera, tapi tolong jangan desak aku terus menerus untuk hanya mendengarkan kalian. Aku juga butuh waktu untuk berlari kencang melupakan masa lalu dan aku butuh kalian yang bisa menerima masa laluku. Beriringan dengan aku yang sangat enggan mengubur masa lalu bukan hal mudah, jangan kira aku tidak berusaha. Kalau kalian masih memaksa, mungkin kalian belum pernah jatuh cinta. Ditambah deh, terlanjur jatuh cinta dengan kekasih beda agama.


Aku tahu hidup selalu memaksa untuk menerima, sepahit apapun hidup, aku harus tetap bahagia, karena sekantong kenangan masih ada, untuk sesekali dikenang hingga manisnya tak terasa.




Ketiga

Untukmu yang selalu menemani,





Aku mungkin tak sebaik dia
atau mungkin aku tak sedewasa dia
bahkan, aku lebih sering mengajakmu bercanda
dan bertengkar dalam detik yang bersamaan

Aku mungkin tak secantik dia
atau mungkin aku tak sepintar dia
bahkan, aku begitu cerewet meminta ini itu padamu
dan kamu tetap selalu tersenyum padaku

Aku
dengan segala tingkah polaku
yang lebih sering mengabaikanmu
sepertinya kini tahu,
yang selalu menemani
sebenarnya hanya kamu

Kamu
dengan segala kesabaranmu
tetaplah begitu
selalu peluk aku
bahkan ketika aku tak menoleh padamu
pastikan kamu selalu menggenggam tanganku

Aku, kamu, dan cerita ketiga. Semoga masih bisa dilanjutkan.
Hingga tidak ada kita dalam kisah kita
^^

Terlalu Manis untuk Di-Buang

Selamat Pagi Sabtu pertama di Bulan Maret ^^


Melihat entri tulisan sebelumnya, sedih rasanya tidak ada satupun tulisan di bulan kasih sayang kemarin. Saking terbuainya sampai dilewatkan ya. Sungguh, menyedihkan *drama* T-T

Pagi ini, diawali dengan membersihkan rumah yang hingga tak terlalu bersih *masih ngantuk* dan niatnya sih buat jurnal awal praktikum, udah antusias buka sekian word jurnal kakak kelas sebelumnya buat dibaca, namun sungguh menyedihkan (kedua) terpaku sana sini baca blog yang lainnya. Oke, nanti deh buatnya *penundaan di pagi hari*

Mungkin telat jika menyapa bulan ini sekarang, bahkan terlalu basi mungkin buat orang lain mengingat kejadian sebulan kemarin. Tapi sayang, Februari 2015 terlalu manis untuk dibuang. Tahu kenapa ?

Pertama,
Aku tidak begitu menunggu bulan ini, tapi katanya sih bulan ini sungguh special. Terutama mungkin untuk pedagang bunga dan cokelat. Hm.. ini pertama kalinya aku mengungkapkan siapa pemilik nomer 15 yang selama ini setia disampingku. Entahlah, awalnya ku pikir ini akan menjadi sangat kontroversi bagi banyak pihak, Next, abaikan dan jalani saja ._.

Kedua,
Aku kehilangan yang seharusnya pertama. Ini membuat linglung bahkan hingga detik ini. Aku belum menemukan solusinya, Yang ku tahu, ini membuatku sulit berkata.

Ketiga,
Selasa akhir bulan Februari 2015 kemarin, Mama meneleponku. Biasanya kalau telpon dari orang tua pada jam kuliah, pasti ada yang gawat. Ini sudah mutlak sering terjadi. Saat itu, aku dan temanku Dwi serta Coktik sedang makan siang kesorean di Kantin AF. Telepon ku angkat, dan benar! Suara Mama berbeda. Katanya aku harus segera pulang, Kakek ku sudah tidak ada. Deng! Aku terhenti menguyah, dan segera balik ke kos bersama Dwi untuk segera mengambil jacket dan motor. Pikiranku saat itu, aku harus segera tiba di Denpasar entah bagaimanapun caranya. Bagaimanapun caranya ini sungguh berbahaya, berapa banyak hal buruk terjadi di jalan. Sebainya tidak ku ceritakan. Setibanya di rumah, aku bersiap untuk pulang ke kampung di Tabanan. Singkatnya sudah di kampung, dan memang benar. Aku yang dari kantin hingga perjalanan ke kampung masih belum percaya, kini benar-benar lemas berdiri menatap kakek ku yang tertidur untuk selamanya. Hei, aku memang pernah menangis ketika harus berpisah dengan orang yang ku sayangi, tapi kali ini sungguh berbeda. Ini kali pertamaku, berpisah untuk selamanya dengan orang yang begitu menyayangiku. Tidak ada lagi yang memarahiku ketika berlama-lama memegang piring di dapur, katanya "mau disuapin makan, biar cepet selesai makan?" kalau ingat-ingat ini, rasanya ingin berlama-lama makan lagi. Biar dimarahin lagi.


Aku dan Bulan Kasih Sayang kemarin,
Aku sepertinya masih belum bisa bangkit dari bulan sebelumnya. Terlalu banyak yang mengganjal di hati dan pikiran.
Sekrodit apapun suasana kuliah bulan ini, tetap saja rasanya masih berbeda.
Ada yang kurang, ada yang hilang.
Hingga lebih banyak diam, lebih sulit berkata, lebih sulit berpikir secepat hari-hari sebelumnya.
Mungkin, ini adalah bangun dari mimpi buruk bulan indah kemarin yang akan paling sulit dari apapun. Bahkan ketika aku berharap semuanya berjalan baik-baik saja, kakek ke menyapa lagi untuk kedua kalinya di mimpi ku pagi ini ^^

Hm.. (segera) Berdamailah kau hati dan pikiran.
Tuntun cucumu dari sana ya Pekak :)

Foto pertama dan terakhir - Bersama yang tersayang ^^
 
Download this Blogger Template From Coolbthemes.com