“Apa kamu gak takut
kehilangan cinta yang baik? Haha..”
Sekiranya begitulah BBM
yang ku terima dari kelanjutan percakapan minta tolong mengirimkan surat pembicara ke
salah satu koordinatorku panitiaku. Aku melihat pesan itu lebih lama dari
pesannya sebelumnya. Iya ya, aku takut gak sih itu terjadi ? hmm..
Hingga detik ini, aku
terus berjalan mengikuti isi kepalaku. Sesekali aku menuruti isi hatiku.
Walaupun tau pada akhirnya akan galau sendiri, ku coba untuk mengabaikan isi
hati. Demi kedamaian mood, sebaiknya ini mulai dibiasakan. Pikir ku begitu. Aku
masih kembali beradaptasi dengan dunia yang baru, yang apa-apa mesti dikerjakan
sendiri. Bahkan kali ini lebih parah, ketika benar-benar tidak ada yang dekat
yang bisa ku keluhkan ini itu. Tidak ada yang datang tiba-tiba membawa makanan
apalagi senyuman ke kos ku. Oke, ini siklus hidup. Berputar. Semua akan
baik-baik saja. Semua akan kembali indah pada waktunya. Sekali lagi aku sedang
dan akan terus berusaha berdamai dengan ini semua.
Sepertinya damai itu
yang membuatku tenang melangkah sendiri. Aku sesungguhnya tidak yakin dengan
ini, tapi satu hal yang aku percaya kalau cinta yang (katanya) baik tidak akan
sepenuhnya pergi meninggalkan. Mungkin dia pergi saat ini, tapi Tuhan selalu
membenturkan masalah atau kondisi apapun yang sama pada manusia yang berjodoh.
Kalau pernyataan yang ini aku sangat
yakin. Seberapa jauh pun kita (aku dan kamu) berjalan, saling melupakan, atau
berusaha saling mengabaikan ketika Tuhan berencana lain selalu saja ada cara
untuk membuat kita saling tersenyum satu sama lainnya.
Cinta yang baik tau
harus kemana dia pulang. Rumahnya ya aku, sejauh apapun dia berkelana menyusuri
semua musim itu.
Satu lagi yang
membuatku terusik, ku pikir cinta yang baik tidak pernah meninggalkan. Bahkan sekalipun
dia terpisah satu sama lainnya. Dia akan tetap ada, mungkin dengan versi cinta
yang berbeda. Level cinta tertinggi kan katanya kasih sayang tak terhingga
sepanjang masa. Hehe, bahkan ketika dia bukan jadi kekasihmu, biasanya saat ini
level sayangmu akan semakin tinggi. Dan ini terkesan lebih mengerikan bagiku.
Ketika kamu begitu sayang padanya, tapi tak bisa memiliki.
*gigit bantal*
Oke, selamat pagi dari
Giri Kencana.
Pagi ini begitu dingin,
hingga aku harus bangkit dari selimut tebalku untuk mematikan kipas angin. Dan akhirnya
duduk dengan laptop dihadapanku. Hai, tetaplah begitu bawa cinta yang baik itu
berkeliling bersamamu.
Jadikan temanmu, teman yang paling kau cinta.
Jadikan temanmu, teman yang paling kau cinta.