Pages

Pantai Pondok Pemuda - Good bye June

"Pagi.. jangan pergi kutakut malam nanti kumasih sendiri dan pagimu tak lagi indah.." Pagi - Dialog Dini Hari

Aku sempat bernyanyi lagu itu, begitu cerah pagi tadi. Siapa yang rela melepas pagi jika berada disini. Rasanya pagi bagitu indah ketika disapa oleh gulungan ombak dan matahari cerah menyambut kehadiran kami. Hai, ini cerita pagi tadi saat kami (akhirnya) ke pantai setelah sekian lama mewacanakan melepas penat ke tempat yang tidak ada matinya ini. 

Pantai Pondok Pemuda Jimbaran - Bali
Pukul 06.30 aku dan Dewi sudah bersiap meninggalkan selimut hangat kami. Antusias begitu besar jadi kami hanya cuci muka dan berangkat. Memang dasarnya males mandi sih, jadi kami saling tidak masalah mencium aroma kurang sedap satu sama lainnya. Oke, abaikan. Hm.. kami mulai perjalanan.
Perjalanan hari ini hanya bermodalkan hasil kepo Dewi di blog orang yang sudah pernah duluan ke pantai ini. Sumbernya memang kurang valid, tapi kami percaya "di balik niat ke pantai yang kuat, ada tujuan yang tepat," Alah. Ngawur lagi. Jadi, setelah 20 menit pertama kira-kira. Jalanan masih sepi. Kami memilih melewati Pantai Jimbaran lalu lurus terus hingga melewati Hotel Four Seasons, lalu belok kiri belok kanan belok kiri belok kanan (percaya blog orang banget). Teng.. Teng.. kami kembali ke jalan besar tempat dimana kami memulai perjalanan. Yes, kami tertawa terbahak-bahak menertawai tingkah bodoh kami yang nyasar (ini nyasar pertama). 
\
Yuk putar balik, Kami masih tetap berusaha. Dan mulai mengandalkan insting dan tetap masih percaya blog orang. Kali ini kami menemukan sebuah petunjuk. Seperti detektif kami segera menyusuri jalan ini. Kata blog, untuk sampai di pantai ini kami harus menyusuri hutan jati. Kami menemukan hutan jati, tapi sungguh malang kami tidak menemukan jalan menuju pantai. Dimana-mana terpajang jelas tulisan "not entry". Sip, kami positif thinking kalau kami nyasar (nyasar kedua) dan mari putar arah lagi. 

Sampailah kami di jalan besar yang mentok ke arah Hotel Ayana dimana belok kirinya (dari arah kami) adalah jalan menuju Pantai Tegal Wangi (ada plang penanda). Kami mulai kehilangan arah tapi belum kehilangan semangat. Oke, sekarang kami mengandalkan insting, blog, dan bertanya dengan warga sekitar. Setelah bertanya sana sini, kami diarahkan ke tempat hutan jati (tempat nyasar kedua) dan kami kembali ke arah hutan itu. Sekarang, mungkin sudah sekitar sejam kami muter-muter di jalan. Sudah ada security yang menjaga proyek di sekitar hutan jati ini. Jadi, setelah kami berkomunikasi jalan ke pantai Pondok Pemuda memang ke arah ini namun sedang ada proyek jadi akses jalannya ditutup dan kami diminta untuk melewati arah ke pantai Tegal Wangi untuk bisa masuk ke pantai yang kami tuju. HAHAHA. Lucu kan cerita nyasar kami? *mangkel*

Balik lah kembali ke arah Pantai Tegal Wangi yang kami abaikan tadi (hiks), lurus terus hingga dikanan jalan terdapat sebuah pohon kayu jati besar dengan hutan jati yang begitu luas. Kami tahu arah ini juga setelah bertanya lagi dengan bapak-bapak dipinggir jalan lho ya. Jadi tanpa pikir panjang mulai lah kami menyusuri HUTAN. Harus dicapslock. Harus banget, karena sepanjang hutan tidak ada penanda akses menuju pantai, hutannya bisa dimasuki kendaaraan roda dua atau empat, tapi karena namanya juga hutan jadi jalannya ya gitu deh ya, sedikit saran akan lebih mudah jika membawa motor matic karena jalannya naik turun walaupun tidak begitu curam, syukur banget kalau di hutan ini kalian bertemu warga (seperti kami tadi) yang bisa kami tanyakan.
Welcome to "HUTAN JATI"
Sepanjang hutan terus kayak gini, ayo pilih jalan yang mana?
Lebih sulit daripada menuju ke jalan hatimu lho *eh

Pura Dalem Batu Meguwung - Ini arah jalan yang sebenarnya.
Akses ke hutan jati yang sedang ditutup karena proyek








Penyelamat kami, bersyukur naik matic *peluk motornya Dewik*

Satu-satunya rumah warga di hutan jati


Hai cantik, abis nyasar ya ? 

Ada pantai dibalik hutan. Motivasi terkuat kami.

Karena kami tadi pagi mengenadari motor, jadi kami dapat mudah parkir di depan pintu masuk. Kalau dengan mobil, bisa saja namun sedikit agak jauh untuk jalan ke arah pantai. Dari jauh kami sudah mendengar suara ombak memanggil-manggil. Langkah kami percepat. Percepat. Percepat. 

Pintu masuk ke arah pantai

Tenang, tangganya dikit kok.
Kalau digendong pacar kamu pasti gak capek *kode
Kalau mulai capek, jangan marah-marah sama pacar
Ajak selfie dengan view tebing gini disepanjang jalan juga bisa kok
Dan... tadaaaaa.. Pantai Pondok Pemudaaaaaaaaaa.. Kira-kira pukul 09.00 kami mulai menikmati pantai berdua ala-ala pantai pribadi karena memang hanya kami berdua yang ada di pantai ini. Suer, ini asyiknya gak nahan.

Pantai Pantai Pantai
Lets take selfie ^ ^





Main sama ombak sepuasnya
Aku dan Dewi setelah cukup lelah (gak begitu sih) berselfie ria mulai duduk di Pondoknya. Anyway, Dewi adalah teman sekampusku. Aku dan Dewi sangat menyukai pantai. Kami mulai mengeksplore keindahan pantai khususnya di Bukit-Jimbaran karena aksesnya mudah dari kos kami. Hahaha.. Pantai sudah seperti rumah bagi kami. Selalu dirindukan untuk dikunjungi. Entahlah bagi kami pantai itu sangat cantik, tidak bosan dipandang sekali atau dua kali. Hm.. Ketika kami duduk, kami mulai mengira-ngira kenapa pantai ini memiliki nama yang unik, hahaha. Tebakan kami sih, karena memang sengaja dibuatkan Pondok di pantai ini dan nantinya pasti banyak orang berkunjung terutama kaum muda (pemuda) entah yang bersama temannya, musuhnya, gebetannya, atau bisa juga bersama kekasihnya. Ciee.. yang punya kekasih pasti mulai baper pengen ngajak sayangnya kesini (curhat). 



Dewi - Partner in crime yang asyik setiap berburu pantai
Pantai ini sungguh tenang, ombaknya bermain teratur, bunga disekitaran pondok juga menggoda, warnanya merah mudah begitu cantik, entah bunga apa namanya yang pasti perpaduan pondok, ombak, bunga, matahari, dan birunya pantai membuat pagi kami kali ini penuh energi. Sang pencipta memang agung. Tidak mungkin ada tempat seindah ini tanpaNya, betapa nikmat pagi kami kali ini. Gumamku dalam hati. 




Bunga Merah Muda cantik yang ada di sepanjang pantai ini
Hah senangnya. Akhir Juni ini ditutup dengan bersenang-senang di tempat kesukaan kami. Satu lagi pantai yang berhasil kami pecahkan nyasarnya. Hahaha. Terima kasih Juni, Salam manis dari Pantai Pondok Pemuda *love*


Welcome July, Im Ready : )





















































Terlalu dan Kamu



"(Terlalu) Mudah datang dan pergi.. Kamu,"
Sering sekali mendengar yang lain berkata, jangan ada kata terlalu diantara kata lainnya.

Katanya, yang ada terlalunya pasti menyakitkan. Nahlo. Mungkin bagi sebagian orang yang setuju kata terlalu disitu membuatnya berharap dengan hasil  baik tanpa peduli prosesnya, tapi bagi sebagian orang lainnya mungkin kata terlalu bisa membuatnya lebih optimis menjalani beberapa hal. Seperti kali ini, bangun terlalu pagi selalu membuatku merasa rugi jika tidak melakukan sesuatu. 

Terlalu lainnya di pagi ini tentang kamu. Kamu, yang membuatku berhati-hati memilih hati lagi ! *ups

Hm...
Aku sungguh percaya, ketika seorang perempuan menerima cinta seorang laki-laki itu artinya ada sesuatu diantara mereka yang dirasakan berbeda. Membuatnya sulit bernafas, sulit berbicara, dan rasanya ingin terbang saja. Aku juga selalu tertarik ketika mendengar cerita temanku tentang ini, entah yang terhambat kasta, terhambat restu orang tua, terhambat jarak ribuaan kilometer, terhambat dengan usaha yang minim tapi niat punya pacar yang tinggi, terhambat dengan kewajiban membahagiakan orang tua dan menomerduakan perasaan, apalagi yang terhambat perbedaan cara menyebut namaNya. Ini seperti hiburan ditengah kroditnya kehidupan. Temanku dengan kisah cinta barunya mungkin merasakan apa yang kusebut diawal tadi, ketika mereka memutuskan untuk bersama atau menunda kebersamaan "terlalu" disini juga memainkan peran. Aku percaya Eling (teman makan besarku) tidak akan sekuat itu membawa jiwa rapuhnya untuk LDR jika cintanya tidak terlalu besar untuk kekasihnya, atau mungkin Dwi (teman gila dietku) tidak akan sanggup menunda perasaannya jika memang dia tidak terlalu sayang orang tuanya. Hahaha.. entahlah, aku banyak melihat dari sekitarku. Mereka yang "terlalu" sering ada dan selalu mengajari banyak hal.


Lalu, tentang aku? Lagi-lagi aku belajar dari kamu. Terlalu cepat terbuai dengan hal indah memang susah untuk dikendalikan, seperti yang kesebut diawal tadi (lagi). Rasanya ingin terbang saja. Aku lupa kalau aku tidak bisa terbang dan kalaupun terbang itu juga karena sayap yang kamu ciptakan. Ketika kamu ingin mengambil sayap itu lagi, ya jatuh. Syukur-syukur kalau jatuhnya di atas kasur empuk. Hehehe.. Terlalu galau dipagi ini juga tidak baik ya. Pagi itu awal. Galau itu akhir. Jadi pagi dan galau itu tidak bisa dihubung-hubungkan, tapi bisa terlalu mudah disatukan. haha :p

Intinya, berharap terlalu dalam kepada seseorang sepertinya mulai sekarang harus dibatasi. Manusia akan selalu berkembang, dia harus bisa membatasi segala sesuatunya. Secukupnya. Sesuai porsinya. Kalau memang harus ada kata terlalu, gunakan itu sebaik-baiknya karena selalu ada resiko disetiap kata terlalu.

Tidak ada yang terlalu baik untuk ditunggu, dan terlalu buruk untuk dilupakan sedemikian rupa. Hingga dia tetap menunggu berarti memang ada "terlalu" yang begitu indah yang dipercayanya akan hadir di akhir kisah. Hingga dia bisa tetap tersenyum melihatmu bersama seseorang lainnya, bisa jadi ada "terlalu" cinta yang sedang kau sia-siakan. Tapi, ketika dia memutuskan untuk pergi, mungkin dia tidak "terlalu" cinta padamu hingga memutuskan mencari seseorang yang bisa membuatnya terus bahagia. Lain halnya ketika dia memutuskan untuk pergi karena ingin membahagiakan mu, mungkin kamu harus peka, menoleh sejenak ke belakang, apa dia benar-benar ingin kamu bahagia atau sudah "terlalu" pintar membodohimu dan memulai cinta yang baru dengan seseorang yang "terlalu" bodoh lainnya. Mungkin dia "terlalu" lelah dan kamu juga tidak harus terpaku dengan rasa terlalumu itu.

Manusia memiliki bermiliar pilihan dalam hidupnya. Entah terlalunya itu akan digunakan seperti apa. Ku harap itu pilihan yang sudah tepat. Bukan lagi terlalu tepat ya!

Kehilangan Cinta yang Baik

“Apa kamu gak takut kehilangan cinta yang baik? Haha..”

Sekiranya begitulah BBM yang ku terima dari kelanjutan percakapan minta tolong mengirimkan surat pembicara ke salah satu koordinatorku panitiaku. Aku melihat pesan itu lebih lama dari pesannya sebelumnya. Iya ya, aku takut gak sih itu terjadi ? hmm.. 

Hingga detik ini, aku terus berjalan mengikuti isi kepalaku. Sesekali aku menuruti isi hatiku. Walaupun tau pada akhirnya akan galau sendiri, ku coba untuk mengabaikan isi hati. Demi kedamaian mood, sebaiknya ini mulai dibiasakan. Pikir ku begitu. Aku masih kembali beradaptasi dengan dunia yang baru, yang apa-apa mesti dikerjakan sendiri. Bahkan kali ini lebih parah, ketika benar-benar tidak ada yang dekat yang bisa ku keluhkan ini itu. Tidak ada yang datang tiba-tiba membawa makanan apalagi senyuman ke kos ku. Oke, ini siklus hidup. Berputar. Semua akan baik-baik saja. Semua akan kembali indah pada waktunya. Sekali lagi aku sedang dan akan terus berusaha berdamai dengan ini semua.

Sepertinya damai itu yang membuatku tenang melangkah sendiri. Aku sesungguhnya tidak yakin dengan ini, tapi satu hal yang aku percaya kalau cinta yang (katanya) baik tidak akan sepenuhnya pergi meninggalkan. Mungkin dia pergi saat ini, tapi Tuhan selalu membenturkan masalah atau kondisi apapun yang sama pada manusia yang berjodoh. Kalau pernyataan yang  ini aku sangat yakin. Seberapa jauh pun kita (aku dan kamu) berjalan, saling melupakan, atau berusaha saling mengabaikan ketika Tuhan berencana lain selalu saja ada cara untuk membuat kita saling tersenyum satu sama lainnya.

Cinta yang baik tau harus kemana dia pulang. Rumahnya ya aku, sejauh apapun dia berkelana menyusuri semua musim itu.

Satu lagi yang membuatku terusik, ku pikir cinta yang baik tidak pernah meninggalkan. Bahkan sekalipun dia terpisah satu sama lainnya. Dia akan tetap ada, mungkin dengan versi cinta yang berbeda. Level cinta tertinggi kan katanya kasih sayang tak terhingga sepanjang masa. Hehe, bahkan ketika dia bukan jadi kekasihmu, biasanya saat ini level sayangmu akan semakin tinggi. Dan ini terkesan lebih mengerikan bagiku. Ketika kamu begitu sayang padanya, tapi tak bisa memiliki.
*gigit bantal*

Oke, selamat pagi dari Giri Kencana.
Pagi ini begitu dingin, hingga aku harus bangkit dari selimut tebalku untuk mematikan kipas angin. Dan akhirnya duduk dengan laptop dihadapanku. Hai, tetaplah begitu bawa cinta yang baik itu berkeliling bersamamu. 
Jadikan temanmu, teman yang paling kau cinta.


Akhirnya, berpisah ?

Sabtu, 28 maret 2015
Beberapa jam sebelum pesawat terbang membawamu ke Jepang.
………………………………………………….







Untuk kamu,

Terima kasih tahun-tahun indah bersama atau tidak kamu selalu ada dengan berjuta kejutan di hidupku. Kamu yang ku kenal sejak awal masih di bangku putih abu, teman sepermainan, teman yang selalu ada setiap pelajaran fisika yang tak ku suka itu menggangguku, terima kasih kamu sempat menjadi musuhku, hingga aku tak tahu kamu masih ada atau tidak di sekolah yang sama saat masih sma dulu. Hingga aku menemukanmu saat pacarmu membawakanmu kue di kelas XII IPA 3 itu. Terlalu panjang pastinya jika aku harus menulis semua kisah kita, tapi sungguh terima kasih untuk semua pelajaran hidup yang kamu berikan. Aku tak lagi lupa kalau sebelum makan harus berdoa, aku tau bagaimana caranya menghadapi orang lain, aku tau bagaimana caranya berhenti tampil alay dengan status-status di media sosial, aku tau bagaimana susahnya hidup demi membahagiakan org lain. Aku tau semua itu dari kamu. Cinta pertamaku.

Aku tidak pernah membayangkan bagaimana kita bisa mengakhiri hubungan ini. Hubungan ang memang tak ada awal dan ujungnya. Kita sama-sama sadar tak bisa bersama, selama ini kita hanya bisa berdampingan tanpa bersama dan saling membahagiakan. Kamu dengan segala tingkah polamu, satu-satunya lelaki dengan pikiran dewasa dan sikap manja ketika bersamaku yang selalu ku doakan di setiap perjalananmu. Hingga hari ini tiba, hari yang sungguh mengejutkan untuk kita. Maafkan soal insiden mala mini, semoga caci maki ayahku tidak membuat kamu dan keluargamu kecewa.

Esok keberangkatanmu ke Jepang, aku tak tahu bagaimana jadinya nanti setelah semua bekerja sambil belajarmu disana selesai. Membayangkanmu berangkat saja rasanya sudah rumit, apalagi memikirkan beberapa tahun ke depan. Jadi, apa ini saat yang tepat untuk berpisah?

Hai, kamu yang selalu mengerti aku. Terima kasih, tanpamu mungkin aku tak bisa setegar ini. Kamu yang banyak membawaku mengerti hidup. Nasi bungkus yang kamu berikan saat aku ngambek dulu, sementara kamu menahan lapar karena duitmu pas-pasan dulu saat SMA. Ingat itu? Mulai sejak itu aku paham, membahagiakan yang disayang itu butuh pengorbanan.

Termasuk, perpisahan kali ini. 
Pengorbanan untuk ikhlas dan berbenah diri. Selamat mengejar cita-cita, suatu saat jika masih bisa berjumpa semoga kita dipertemukan dalam doa yang sama.
Jika masih bisa menengok aku, aku pastikan kamu melihatku berada di apotek sebagai apoteker cantik dengan bahasa inggris yang jago sepertimu, dan foto dengan latar Paris itu.. Tunggu, aku pasti bisa mewujudkan itu!
……………………………………………………………….

Untuk kalian yang tersayang,
Maaf aku merepotkan semua orang, maaf aku selalu mengeluh hal yang sama, aaf aku belum bisa murni move on hingga detik ini, maaf aku hanya menjadi beban untuk semuanya. Kalian yang melihat ini mungkin mengira aku sangat jahat dengan kekasihku, sangat jahat dengan kedua orang tuaku, atau begitu dramanya hidupku. Hai, perkenalkan. Aku gadis yang harus bisa melepas orang yang ku cintai dan sangat menyanyangiku, aku harus bisa melihat dia bahagia bersama gadis lainnya yang bisa di ajak pergi ke Gereja bersama setiap minggunya, aku yang sejak awal harus sadar kalau orang yang ku sayang ini bukan segalanya, katanya masih banyak yang sayang aku. Aku mencoba tumbuh dengan orang yang sayang padaku, aku mencoba bangkit dengan segera, tapi tolong jangan desak aku terus menerus untuk hanya mendengarkan kalian. Aku juga butuh waktu untuk berlari kencang melupakan masa lalu dan aku butuh kalian yang bisa menerima masa laluku. Beriringan dengan aku yang sangat enggan mengubur masa lalu bukan hal mudah, jangan kira aku tidak berusaha. Kalau kalian masih memaksa, mungkin kalian belum pernah jatuh cinta. Ditambah deh, terlanjur jatuh cinta dengan kekasih beda agama.


Aku tahu hidup selalu memaksa untuk menerima, sepahit apapun hidup, aku harus tetap bahagia, karena sekantong kenangan masih ada, untuk sesekali dikenang hingga manisnya tak terasa.




Ketiga

Untukmu yang selalu menemani,





Aku mungkin tak sebaik dia
atau mungkin aku tak sedewasa dia
bahkan, aku lebih sering mengajakmu bercanda
dan bertengkar dalam detik yang bersamaan

Aku mungkin tak secantik dia
atau mungkin aku tak sepintar dia
bahkan, aku begitu cerewet meminta ini itu padamu
dan kamu tetap selalu tersenyum padaku

Aku
dengan segala tingkah polaku
yang lebih sering mengabaikanmu
sepertinya kini tahu,
yang selalu menemani
sebenarnya hanya kamu

Kamu
dengan segala kesabaranmu
tetaplah begitu
selalu peluk aku
bahkan ketika aku tak menoleh padamu
pastikan kamu selalu menggenggam tanganku

Aku, kamu, dan cerita ketiga. Semoga masih bisa dilanjutkan.
Hingga tidak ada kita dalam kisah kita
^^

Terlalu Manis untuk Di-Buang

Selamat Pagi Sabtu pertama di Bulan Maret ^^


Melihat entri tulisan sebelumnya, sedih rasanya tidak ada satupun tulisan di bulan kasih sayang kemarin. Saking terbuainya sampai dilewatkan ya. Sungguh, menyedihkan *drama* T-T

Pagi ini, diawali dengan membersihkan rumah yang hingga tak terlalu bersih *masih ngantuk* dan niatnya sih buat jurnal awal praktikum, udah antusias buka sekian word jurnal kakak kelas sebelumnya buat dibaca, namun sungguh menyedihkan (kedua) terpaku sana sini baca blog yang lainnya. Oke, nanti deh buatnya *penundaan di pagi hari*

Mungkin telat jika menyapa bulan ini sekarang, bahkan terlalu basi mungkin buat orang lain mengingat kejadian sebulan kemarin. Tapi sayang, Februari 2015 terlalu manis untuk dibuang. Tahu kenapa ?

Pertama,
Aku tidak begitu menunggu bulan ini, tapi katanya sih bulan ini sungguh special. Terutama mungkin untuk pedagang bunga dan cokelat. Hm.. ini pertama kalinya aku mengungkapkan siapa pemilik nomer 15 yang selama ini setia disampingku. Entahlah, awalnya ku pikir ini akan menjadi sangat kontroversi bagi banyak pihak, Next, abaikan dan jalani saja ._.

Kedua,
Aku kehilangan yang seharusnya pertama. Ini membuat linglung bahkan hingga detik ini. Aku belum menemukan solusinya, Yang ku tahu, ini membuatku sulit berkata.

Ketiga,
Selasa akhir bulan Februari 2015 kemarin, Mama meneleponku. Biasanya kalau telpon dari orang tua pada jam kuliah, pasti ada yang gawat. Ini sudah mutlak sering terjadi. Saat itu, aku dan temanku Dwi serta Coktik sedang makan siang kesorean di Kantin AF. Telepon ku angkat, dan benar! Suara Mama berbeda. Katanya aku harus segera pulang, Kakek ku sudah tidak ada. Deng! Aku terhenti menguyah, dan segera balik ke kos bersama Dwi untuk segera mengambil jacket dan motor. Pikiranku saat itu, aku harus segera tiba di Denpasar entah bagaimanapun caranya. Bagaimanapun caranya ini sungguh berbahaya, berapa banyak hal buruk terjadi di jalan. Sebainya tidak ku ceritakan. Setibanya di rumah, aku bersiap untuk pulang ke kampung di Tabanan. Singkatnya sudah di kampung, dan memang benar. Aku yang dari kantin hingga perjalanan ke kampung masih belum percaya, kini benar-benar lemas berdiri menatap kakek ku yang tertidur untuk selamanya. Hei, aku memang pernah menangis ketika harus berpisah dengan orang yang ku sayangi, tapi kali ini sungguh berbeda. Ini kali pertamaku, berpisah untuk selamanya dengan orang yang begitu menyayangiku. Tidak ada lagi yang memarahiku ketika berlama-lama memegang piring di dapur, katanya "mau disuapin makan, biar cepet selesai makan?" kalau ingat-ingat ini, rasanya ingin berlama-lama makan lagi. Biar dimarahin lagi.


Aku dan Bulan Kasih Sayang kemarin,
Aku sepertinya masih belum bisa bangkit dari bulan sebelumnya. Terlalu banyak yang mengganjal di hati dan pikiran.
Sekrodit apapun suasana kuliah bulan ini, tetap saja rasanya masih berbeda.
Ada yang kurang, ada yang hilang.
Hingga lebih banyak diam, lebih sulit berkata, lebih sulit berpikir secepat hari-hari sebelumnya.
Mungkin, ini adalah bangun dari mimpi buruk bulan indah kemarin yang akan paling sulit dari apapun. Bahkan ketika aku berharap semuanya berjalan baik-baik saja, kakek ke menyapa lagi untuk kedua kalinya di mimpi ku pagi ini ^^

Hm.. (segera) Berdamailah kau hati dan pikiran.
Tuntun cucumu dari sana ya Pekak :)

Foto pertama dan terakhir - Bersama yang tersayang ^^

Science Camp 2015 : Tamparan untuk (TERUS) Berjuang !

Dua hari lalu, ketika sore berganti malam seperti saat ini aku masih bersama teman-teman panitia di Gedung AS. Ada yang tampak sangat sibuk mendekorasi ruangan dan juga gladi, tapi ada juga yang terlihat sibuk sendiri. Hehe

Kemarin, ketika malam datang di waktu yang kira-kira sama dengan dua hari dan hari ini. Wajah riang dari yang paling sibuk hingga yang sibuk sendiri juga terpancar. Haha

Dan hari ini… aku ingat aku harus mencatat semuanya. Hitung-hitung merapikan kenangan.

……..

Ini tetang kamu. Kamu yang dinamai Science Camp oleh Dekan kami. Hai, kenalan dulu sini *jabat tangan*

SCIENCE CAMP 2015
Science Camp ini serangkaian kegiatan Open Day FMIPA Universitas Udayana, dimana menurut cerita Dekan kesayangan, kegiatan ini bertujuan untuk mempersilahkan seluruh masyarakat untuk mengetahui FMIPA secara bebas. Niatnya sih (suatu saat nanti) orang-orang bisa camping langsung di fakultas kami. Oke, karena hal itu belum terlaksana jadi Science Camp diisi dengan mengajak siswa SMA se-Denpasar dan Badung untuk jalan-jalan mengenal enam jurusan super yang ada di fakultas kami. Lumayan kan mahasiswa yang jenuh sama laporan atau skripsi bisa liat cabe jalan-jalan di kampus *eh :p hahaha

Yuk, lanjut. Alkisah ini kali kedua aku tercelempung dalam kegiatan dahsyat ini. Science Camp adalah program kerja bidang atau dinas satu Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA yang wajib terlaksana dan disukseskan oleh kepala dinasnya *nyengir kecut*. Tahun sebelumnya, saat bergabung di BEM FMIPA kegiatan Science Camp ini lancar, rame, dan melelahkan. Walaupun aku sendiri tidak yakin berperan cukup aktif sebagai anggota acara Kak Ita (Penanggung jawab Acara Science Camp sebelumnya), yang ku ingat selesai kegiatan Kak Ita sangat kelelahan hingga tak satupun panitia berani mengganggunya. Hihi.

Well, Science Camp 2015 is Comingggggg…. 22 Januari 2015.

Science Camp tidak hanya mengajak siswa SMA untuk jalan-jalan, tapi juga kami dari panitia mengundang mereka untuk bertanding ketangkasan dalam Lomba Cerdas Cermat, bertanding merangkai keindahan kata dalam Lomba Esai, dan memacu kreativitas dalam Lomba Poster Digital. Duh, keren banget ya. Ekspektasi sih peserta bakal banyak, panitia bakal kelimpungan melayani peserta, dan semua krodit lah ya intinya. Jeng,,jeng,, Negara Api menyerang. Hingga H-7 hari = SEMINGGU sebelum kegiatan panitia baru mendapatkan sebiji peserta untuk tiap perlombaan. WOW!

Entahlah, bagaimana ekspresi yang sepantasnya aku tunjukan sebagai penanggung jawab Scince Camp tahun ini. Mungkin lebih nyesek dari punya pacar yang gak percayaan sama kamu, atau jomblo berlama-lama gara-gara mantanmu kebelet pacaran sama temen kampusmu sendiri. Ya, lebih nyesek dari apapun.

Mulailah semua isi otak berputar untuk mendapatkan peserta. Promo di radio, bimbel, jemput bola atau panitia yang agresif duluan menjemput pesertanya ke sekolah mereka tanpa menunggu, sebar pamflet, sebar buku petunjuk kegiatan, broadcast info kegiatan via BBM, update kegiatan disosmed, ganti profil picture hingga display picture. RAME INFO SCIENCE CAMP dimana-mana intinya. Tak penting mencari siapa yang salah hingga tak ada peserta atau terlalu perhatian dengan panitia yang setengah hati bekerja, yang penting saat itu peserta datang, acara jalan!

YEAH, 11 Team Lomba Cerdas Cermat dan 5 peserta Esai datang tidak hanya dari Denpasar dan Badung. Ini rasanya seperti terbang naik naganya Raditya Dika *terharu*. Aku dan Eny (Koo Ilmiah-sekaligus rekan curhat galau Science Camp) yang sebelumnya selalu cemas tentang acara ini, setidaknya mulai bisa focus menyiapkan kepuasan peserta yang telah daftar. Eny bertugas membuat soal dan menemani juri lomba sepanjang kegiatan, sedangkan aku bertugas mengatur kelangsungan acara dari sejak Gladi bersih hingga bersih-bersih acara kemarin. Hahaha.

…….

Suasana Penyerahan Hadiah Pemenang Lomba Cerdas Cermat
Puas, lega dan senang. Ketiga itu kata yang menggambarkan perasaan selesai acara berlangsung. Semua berjalan begitu rapi dan lancar. Walaupun tetap ada kritik serta saran dari peserta tentunya itu bisa menjadi bekal untuk penanggung jawab Science Camp berikutnya.

Science Camp kali ini sukses menamparku, kalau ingin hasil yang maksimal kamu harus bekerja dua kali lebih keras dari sebelumnya. Menutup telinga dan mata terhadap orang yang mengabaikan kerja kerasmu terkadang harus kamu lakukan untuk tidak menahan langkahmu berjuang. Kalau sudah semua dikerjakan, jangan takabur. Karena, Yang di Atas tak akan pernah berhenti mengujimu. Bekerja keras, berjuang, berdoa. Bekal hari ini untuk hidup yang lebih menyenangkan.

Terima kasih seluruh panitia yang telah bekerja keras. Kalian LUAR BIASAAAAA ~


“Struggle for existence”

Siapa yang mau berjuang keras, maka ia yang akan bertahan hidup (Charles Darwin)
-Soal Lomba Cerdas Cermat Science Camp 2015-



Kenangan semangat panitia Science Camp 2015
 
Download this Blogger Template From Coolbthemes.com