Pages

Kagum dengan "Si Hukum"

Perjalanan waktu membawanya menjadi sosok yang tangguh. Segala jenis rintangan pasti dihadapinya demi membahagiakan orang-orang yang telah membesarkannya. Kini yang terlihat hanyalah hiruk pikuk kesehariaannya yang tak pernah lepas dari kepenatan.Sejenak terbersit, "Hebat yaa, rasanya aku juga ingin sepertimu.."

Dari awal, dari mulai aku tahu tentang beberapa 'kebadunganmu' aku tak pernah menyangka kamu bisa sesukses hari ini. Kamu yang katanya tidak pernah absen menghisap batang-batang nikotin itu, kamu yang sangat akrab dengan minuman maksiat itu, dan kamu yang bercerita sangat ekspresif kepadaku tentang hepatitis yang pernah menghampirimu akibat semua ulah 'badung' mu itu. Sebagai pendengar yang baik, saat itu aku hanya memperhatikan mimik wajahmu itu. Lucu. Sesekali aku ikut tertawa dan tetap setia mendengarkan nostalgia masa putih abu-abumu itu. Tapi semuanya berbeda detik ini, kau tumbuh menjadi sosok yang membuatku bangga, sosok yang membuat orang disekitarku juga ikut bangga ketika aku atau orang-orang lainnya yang hanya menyebut namamu saja.

Kini kau telah menjadi seorang sarjana. Sarjana yang kau tempuh hanya dengan sekejap mata, yang disusul dengan indeks prestasi yang membuatku tak henti-hentinya terpukau. Sepertinya kau tak puas sampai disitu ya? ku dengar dari ibuku, kau bekerja di salah satu media di Bali. Hm.. awalnya terasa mengganjal dihati, bagaimana seorang Sarjana Hukum yang sebelumnya badungan itu bisa bekerja di media televisi itu? pertanyaan ini pun terjawab ketika beberapa bulan kemarin kita (aku dan ia) kembali bertegur sapa setelah sekian lama aku hanya tahu dan mengaguminya tanpa terikat oleh 'tali' apapun. Kembali ku dengar ceritanya ketika ia mulai membanting tulang sembari melanjutkan sekolah S2 nya demi keinginannya menjadi seorang notaris. Diusianya yang muda itu, dengan segala tingkah pola kehidupannya rasanya tak berlebihan aku mengaguminya :)

Ketika perasaan kagum itu mulai menjadi bunga-bunga kecil yang indah, segera aku petik dan ku taruh pada vas bunga di pojok kamar itu. Aku tak ingin dan tak akan pernah berusaha membiarkannya tumbuh semakin tinggi, panjang, besar, mekar bahkan sangat indah. Aku tahu masa depanmu pasti cerah, dan aku selalu mendukung itu. Mendukung dengan berbagi hal, termasuk memetik segera harapan-harapan yang bisa muncul kapan saja itu. Walaupun tak bisa ku pungkiri, beberapa ungkapan manis itu sempat membuatku bersemangat untuk dapat meloncat sangat tinggi seperti apa yang kau perlihatkan padaku. "Hay kak, jangan paksakan aku mengikuti mau mu bila tak kau indahkan mimpi tentang kita," 

Kejarlah semua keinginanmu, gapai semua bintang-bintang itu. Aku tak ingin menjadi bebanmu, dan perasaanku juga tak ingin kau gantungkan terlalu tinggi seperti mimpi dan bintangmu itu. Cukup, ku kagumi kau saja. *senyum*



0 komentar:

Posting Komentar

 
Download this Blogger Template From Coolbthemes.com