Pages

Jadi Orang Dewasa, itu ....

saat di taman kanak-kanak : "ma suapin.."
ketika duduk di bangku sekolah dasar : "iya ma sekarang makan,"
mulai remaja, masuk sekolah menengah pertama : "ntar ma.. bentar lagi makan,"
ababil mulai muncul saat menggunakan seragam putih abu-abu : "udah makan sama tmn2 ma, ntar dah makan lagi,"
dan, sekarang. sekarang. sekarang. ya sekarang : "finaaaaa.. gitaaaaa... makan dulu, nasi gorengnya udah mateng.."

ini pelaku yang merepotkan saya hari ini. namanya FINA.
ngerti bedanya dimana? yang gak ngerti mungkin gak pernah mengalami fase ulat menjadi kupu-kupu. ulang lahir sana :p hahaha. itu beberapa cuplikan yang aku renungi malam ini. sebenarnya ini efek mengurusi fina * adik gue*yang lagi sibuk nyari sekolah. entah yang mau sekolah siapa yang sibuk siapa. hmm.. oke itu keluhan awal. tapi semua terasa lelah untuk semakin dikeluhkan dan lebih baik berkaca pada kaca spion eh berkaca pada masa lalu. bukan masa lalu yang pacaran sama berabad-abad terus putus juga *eh keceplosan*, tapi masa lalu yang telah dilalui sampe segede ini sekarang. selain harus bertanggung jawab sama diri sendiri, aku yang saat ini juga mulai ngerasa kalo lingkungan mulai menyeretku untuk bertanggung jawab sama mahluk-mahluk disekitarku. terutama kali ini keluarga. yes. ini dia fokusnya!

ini foto narsis beberapa tahun lalu.
keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga anak putri. sebagai anak putri tertua, kali ini aku baru menyadari ternyata menjadi seorang kakak benar-benar harus menjadi panutan buat adik-adiknya. entah aku sudah melakukannya atau belum, yang jelas belakangan ini fina *adik gue* mulai lebih sering mendengarkan omongan gue ketimbang omongan enyak dan babe. ciatt, efeknya orangtua mempercayakan segalanya kepadaku. ini bukan kerjaan mudah lho ya. coba dibayangkan : sampai rumah dari bukit jam setengah 12 siang, nyari sponsor, ke forum, langsung jemput ibu, tepar, ngurus daftar sekolah, ngurus makan anjing, nganter foto copy, scan piagam, cetak foto, beliin ibu obat, masakin fina & gita, mandi, dan finally di depan laptop. mungkin ini belum seberapa dibanding pekerja keras lainnya yang sedang baca ini, tapi percayalah.. menjadi orang dewasa itu sangatlah melelahkan.

tiba-tiba keinget omongan mama yang ini : "sadar, sadar jadi anak yaa.. segede itu gara-gara siapa, segede itu berapa orang yang udah ngajarin jadi orang bener. jangan sampe rugi dikasi susu dari kecil sampe setinggi itu sekarang," #sumpah. ini omongan mempan sampai sekarang lho.

dan omongan iklan yang ini : "jadi orang dewasa itu menyenangkan, tapi susah dijalani,". sial. gue ngakak. dan keesokan harinya berharap gak liat iklan itu lagi disaat capek datang mendera -_-

lalalala.. sudaahlah yaa.. semua dijalanin aja. nanti juga si fina bakal jadi kayak gue. yaiyalah. dan dia yg berikutnya bertanggung jawab sama adik gue *gita* yang paling imut-imut. hukum alam sudah begini ya sodara-sodara sekalian.

hmmmm.. jadi kesimpulannya, dari tulisan yang ngalur ngidul ini adalah :
1. ketika seseorang berkata "dewasa dong," atau "gak usah kayak anak kecil gitu kenapa, dewasa dong" percayalah mereka itu belum menghadapi indahnya fase telur menjadi kupu-kupu seperti gue. (haha) ada saatnya hidup memang menginginkanmu untuk menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab.
2. jadi orang dewasa itu menyenangkan, tapi susah dijalanin. bukan ngiklan lho ya, tapi ini emang bener. saat dewasa kamu bisa mengatur manisnya hidupmu sendiri, dan akibat aturan-aturan manis itu akibat terlalu manis bisa jadi diabetes pula. hahaha. itu dia susahnya. jadi diatur kadar manisnya biar pas kayak yang baca tulisan ngalur ngidul ini. *yang baca pasti lagi nyengir kuda*

walaupun merepotkan, tetap akur pada akhirnya :* (foto jaman gak enak)



 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Download this Blogger Template From Coolbthemes.com