Jujur saja, rasanya tidak tenang. Hp tidak menerima pesan satupun dari kamu jika aku tidak memulai mengirim pesan terlebih dahulu. Itupun dengan perasaab ragu aku mengirimnya. Yah, dibales. Rasanya bukan senang, tapi yaa ... Katamu tidak boleh mengeluh, aku mencoba mempraktekan ini secara nyata. Lihat berapa lama aku bisa bertahan 'tanpa mengeluh kepadamu' dan orang lain selain kamu.
Postingan ini juga bukan keluhan ya. Tepatnya mencurahkan isi hati, anggap saja blog ini diari online malam ini. Aku mulai sering merasa tidak tenang belakangan ini. Mungkin iya jadi lebih terbuka, bercerita apa adanya, bahkan terlalu jujur bagiku untuk kita yang sama-sama ingin bersama tapi tak bisa berbuat apa. Yah, tapi inilah kita. Kita bisa bercerita begitu banyak hal ketika bersama dan itu belum bisa digantikan oleh siapapun. Kembali ke perasaan tidak tenang, rasanya memang tidak membayangkan akan ditinggalkan dua bulas bulan atau enam bulan (katamu) walaupun aku bukan siapa-siapamu lagi. Tapi (bukan keluhan), ada sesuatu yang mengganjal.
Waktu bersama terasa semakin sedikit, waktu untuk mengganggumu saja rasanya sudah tidak ada. Dan memang sebaiknya tidak mengganggumu, kecuali kamu menggangguku untuk sekedar makan es krim goreng di tengah-tengah sawah itu lagi aku tak pernah akan menolak. Bukan hanya karna es krim gorengnya, tapi karena waktu bersamanya. Tak tau hingga kapan kita bisa seperti ini. Ada perasaan yang berkata ikhlaskan. Toh kamu mengejar impianmu, dan aku sudah tentu sangat bahagia ketika semua impianmu terukir nyata. Tapi (bukan keluhan), berlebihan ya ketika aku khawatir akan hari yang tersisa atau tentang kamu yang akan pergi dalam waktu yang tidak sebentar?
Entah aku yang terlalu khawatir atau terlambat menyadari semuanya. Ketika ku rasa semuanya akan berlalu, saat itu sungguh ku rasa arti keberadaanmu.
0 komentar:
Posting Komentar