Pages

Liciknya senyuman

"Karena senyum itu terlalu berbahaya untuk disimpan, dan begitu menyakitkan bila 'harus' selalu dipertontonkan...."

Tidak ada yang tidak senang jika diberi senyuman. Sekalipun tidak kenal, atau tidak saling menyapa. Senyum adalah cara terampuh untuk mencairkan suasana. Bukan hanya enak dilihat, tapi juga cukup membuat tenang si pemilik senyum. Percaya atau tidak, senyum memang kekuatan terdahsyat yang seharusnya dipertahankan oleh setiap orang. Termasuk orang yang sedang dalam kondisi tidak bisa tersenyum, Tetap dia harus bisa tersenyum.

Di saat tidak ada yang peduli atau mencoba tidak tahu bagaimana keadaanmu, bagaimana kamu menjelaskan cukup jelas kepada dunia bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja. Disini harus tetap tersenyum? Atau ketika kamu diberi sebuah lelucon, akan begitu menyakitkan jika kamu tidak membalasnya dengan sebuah tawa atau sedikit tersenyum walaupun sebenarnya pikiranmu sedang berkecambuk dengan banyak hal.

Senyum. Malam ini, aku sengaja menutup pintu kamar lebih awal. Bukan karena aku malas berbagi senyuman dengan teman-teman yang lain. Malam ini aku sedikit lelah harus tersenyum dengan pikiran bercabang yang cabangnya sudah seperti cabang KF* atau MC* yang disetiap sudut pasti selalu ada (masalah) makanan yang siap dijual dengan pelayanan yang 'wajib tersenyum'. Sungguh, senyum adalah upaya terhebat yang sering digunakan untuk menipu orang lain, terlihat bahagia dan kuat hanya dengan senyuman bukan hal yang tabu lagi. 

Malam ini, selain aku belajar bagaimana molekul menyerap sinar dan bisa dipancarkan lagi dengan sinar yang sama atau berbeda sejenak aku juga belajar manusia dan senyuman memang sangat licik. Dipikir-pikit senyum itu membahagiakan tapi tak jarang  juga menyakitkan. 

Ah sudahlah. Ku yakin suatu hari ketika lelah itu menguasa, izinkan saja aku sejenak untuk berbaring melepas lara. Hingga saat bahagia tiba, senyum itu (pasti) akan kembali tercipta.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Download this Blogger Template From Coolbthemes.com